Kamis, 25 Februari 2016

Azab Dari Sang Ilahi (Salah satu Kontributor Buku Antologi Puisi Dzikir Malam Sang Pendosa)



Termenung dalam lantunan jam dinding
Memahami apa yang telah terjadi
Air mata isyarat kan penyesalan hati
Ingin ku ucapkan akhir dalam hidup ini

Lantunan syair do’a terus ucap kan
Memohon pada sang ilahi atas kesalahan
Terlalu menyiksa azab yang di berikan
Tapi.. Ku mengerti mengapa sang ilahi memberikan azab

Terbaring lemah tak berdaya
Impian kekuatan do’a yang terkabul kan
Keajaiban do’a yang di harap kan
Kesembuhan yang paling di tunggu dalam kehidupan

Mengerti.. Akan semua yang telah berlalu
Hanya beribu kata do’a yang telah lalu
Syukur telah ada kesempatan kedua itu
Tuk memperbaiki kehidupan kejam yang telah menjadi masa lalu

(Purwakarta,15 Maret 2015)


Selasa, 23 Februari 2016

Cinta Dan Air Mata Mama (Salah satu Kontibutor Buku Antologi Puisi Love And Tears)


Cinta kasih mu tak mungkin aku dapatkan kecuali dari dirimu
Kehidupan ku tak akan pernah berarti tanpa pendampingan mu
Kehadiran mu bagaikan nyawa dalam diri ku
Dan diri mu yang selalu ada bagaikan nafas bagi ku

Cinta suci dari hati mu mama
Tak pernah hilang untuk anak mu tersayang
Ketulusan yang kau abadikan selalu sepanjang masa
Dan tak akan pernah putus sampai akhir hayat

Tapi.. Air mata mu mengalir deras
Perbuataan anak mu yang durhaka
Tak sanggup kau berkata
Cuma air mata mu yang mampu mengisyaratkan

Anak mu ini anak durhaka mama
Membuat diri mu menangis tak luput dari kesedihan
Air mata mu tak pantas mengalir untuk anak mu mama
Terlalu berharga buat kau keluarkan

Cinta dan air mata mu mama
Aku buang begitu saja seperti sampah
Tak pernah aku syukuri kehadiran mu mama
Aku selalu membantah diri mu mama

Masih bisa diri mu memanfaat kan anak mu ini
Ku ingin seperti dulu bersama diri mu dan anak mu ini
Ku perbaiki kesalahan ku walau akan tersirat dalam kenangan perih
Akan aku buat kau tersenyum kembali dalam kebahagiaan ini


Terima kasih mama
Cinta dan air mata mu akan ku jaga selamanya
Seperti aku menjaga diri mu mama
Terima kasih untuk semuanya mama

(Purwakarta, 06 Februari 2015)

Jumat, 12 Februari 2016

Lembaran Kenangan (salah satu kontributor Antologi Puisi Remember The Past)




Tertanam jiwa hati dalam kepiluan cinta
Tak ingin aku berputar dalam kisah cinta
Terlalu pilu ketika jiwa merasakan nya
Kisah cinta yang telah ternoda dalam kekecewaan

Memori ini tak akan sanggup tuk di putar kembali
Terlalu banyak kenangan yang tak pernah mengerti
Persaingan hati dan logika dengan kisah ini
Terlalu mustahil tuk bisa di telan bumi

Pergi dan lupakan yang telah terjadi
Anggap semua tak pernah ada dalam hidup ini
Raih keinginan jiwa dalam kehangatan hati
Hapus memori kenangan dalam pikiran ini

Derasan hujan pun ikut dalam alunan kenangan
Membawa sejuta alunan kata dalam rintik kan
Tuk mengakhiri kisah aneh tentang cinta
Tutup dalam lembaran album kenangan

(Purwakarta,15 Maret 2015)

Papa? Aku Sayang Kepadamu



Pukulan mu begitu kasar di pipi ini
Perkataan mu begitu tajam menusuk hati
Amarah mu tak bisa kau tahan lagi
Air mata ku tak sanggup ku bending

Sakit pipi ini papa
Tertekan hati ini papa
Perkataan mu membunuh diri ini
Gejolak amarah kau lampiaskan kepada ku

Apa salah aku papa?
Apa dosa aku papa?
Bagaimana kan sampah diri ini di mata mu
Begitu hina aku di depan mu

Ku ingin merasakan seperti yang lain
Di peluk, di cium oleh dirimu
Rasa sayang mu akan ku rindu kan
Rasa kasih mu yang aku butuh kan

Usia mu kian berlalu
Belum ku rasakan apa yang aku harapkan
Ketika saat nya tiba, kau hars tinggal kan aku sendiri
Tanpa kedua orang tua aku hidup

Papa,bangun ?
Jangan kau tinggal aku sendiri
Siapa yang akan menemaniku?
Siapa yang akan memberi nasihat kepada ku ?


Papa, kau boleh pukul aku
Kau boleh menusuk hati aku dengan perkataan mu
Dan kau oleh melampiaskan amarah kepada ku
Jika itu dapat mengembalikan mu kepada ku

Papa..
Walau kau seperti ini
Walau kau selalu bikin aku sakit
Aku tetap sayang kepadamu
Kan aku do’a kan diri mu, supaya kau berada di sisi Allah swt.